Khuruj Fisabilillah adalah sebuah methode mendekatkan diri kepada Allah swt.ini buakan lah Aliran sesat
Kalau itu dibilang Jihad memang jihad, berdasarkan (dalilnya) bahwa jihad yang paling besar itu kata Nabi adalah melawan Hawa nafsu. Melawan hawa nafsu - meninggalkan apa yang dicintai, disenangi dan disukai. Sasaran akhirnya adalah surat At Ttaubah ayat 24:
Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Kalau Jumlah harinya, samalah dengan itikaf dan tidak mengikat. Ada 10 hari seperti di akhir bulan ramadhan. Boleh itikaf 10 hari boleh 1 hari bagi pelajar, boleh 3 hari. Kenapa 3 hari. Karena bertamu itu hanya dibolehkan 3 hari. Jadi selama 3 hari 1 Mesjid. Tidak menyalahi sebagai seorang tamu. Kalau 10 hari berarti 4 mesjid.. Apakah itikaf itu tidak ada dalilnya ?Pada intinya apapun didunia ini mengalami proses. Tak ada yang buang percuma, detik demi detik, itulah ketentuan Allah. Nah detik demi detik tsb apakah ia berada di dalam suasana agama atau sedang bukan dalam suasana agama. Orang-orang yang khuruj Itikaf 3 hari sedang dalam suasana Agama. Detik demi detik selama 3 hari pasti sedang mngalami proses. Disaat itikaf ada kegiatan agama yang lain. Seperti dakwah ilallah, taklim wataklum, zikir ibadah dan khidmat inilah 4 amaln ambiya....
Kita bandingkan bagaimana proses Allah swt yang terjadi, detik demi detik tetapi bukan dalam suasana agama. Yakni dalam suasana pengeraman telor ayam. Namanya pengeraman, namun ada kegiatan lain didalamnya atau tertibnya.. Seperti temperatur harus konstan, kelembapan dan sirkulasi udara terjada, yang penting lagi harus dibolak balik. Begitulah hari demi hari sehingga setelah 21 hari maka proses Allah betul betul membuahkan hasil, yaitu telor menjadi seeokor ayam.
Namanya Itikaf 3 hari. Kegiatannya sholat wajib dan sholat sunat. Sholat Wajib 5 waktu sholat sunat sebelum dan setelahnya. Kemudian sholat Israq, sholat duha, Sholat hajat, sholat tobat, sholat tahajud, sholat witir dan sholat tasbih. Tidak boleh keluar mesjid tanpa izin amir. (imajinasikan ayam yg mengeram tidak boleh sering turun dari sangkarnya) Kegiatan berikutnya, baca Buku Fadilah Amal ( Fadilah alquran, fadilah sholat, fadilah zikir, fadilah tabligh, kisah kisah sahabat), Fadilah sedekah (keutamaan menginfakkan harta, celaan terhadap kebakhilan, pentingnya zakat dan keutamaannya, ancaman bagi yang tidak menunaikan zakat, anjuran supaya zuhud-qana’ah dan tidak meminta minta, Kisah para akhli zuhud dan dermawan, serta pentingnya ingat akan mati dalam bab anjuran supaya zuhud –qana’ah Hadits ke 19 hal 522), membaca buku Kumpulan hadits-hadits shoheh (Munttakhab Ahadits) dalil dalil 6 sifat. Muzakarah adab adab sunah, muzakarah 6 sifat. Membaca buku khuruj fisabilillah, doa masnunah dsbnya. Kegiatan berikutnya Silaturrahmi kepada tetangga sekitar Mesjid. Jauh saling mendoakan dekat saling silaturrahmi. Diantara pembicaraan dunia sdr yang dikunjungi diselipkan pembicaraan kebesaran Allah swt. "Adakah perkataan yang lebih baik dari pada mengingatkan orang kepada Allah ?" Kemudian Jaulah, jaulah adalah tulang punggung dakwah, dakwah adalah tulang punggung agama. Jaulah intinya mengingatkan sdr-sdr seiman (yang sama sama mengucapkan kalimah La ilaha illallah ) tentang pentingnya iman dan amal sholeh serta "mengingatkan" kepada hari akhirat yang tidak nampak. Karena sifat manusia pelupa, yang nampak saja sering lupa apalagi yang tidak tampak. Itupun ada arahan arahannya kepada siapa bersilaturrahmi. Kalau dia ahli mesjid, paham agama dan berilmu seperti sdr salafy maka kita mintakan doa kepadanya, untuk menghargai mereka. Itupun kalau mereka mau disilaturrahmii. Disaat Jaluah inilah kita menemukan 4 karakter manusia yang mirip seperti apa yang ditemui Rasulullah, seperti Abu Jahal, Abu Tholib, Abu Bakar dan Abu Syofian.
http://myquran.com/forum/showthread.php/19282-Khuruj-Fisabilillah
Jadi kegiatan tsb betul-betul full, melelahkan dan perlu istirahat siang. Karena malamnya sibuk zikir dan tahajud. Maka masyarakat kalau melihat disaat itu akan berkata : “ Apa kerja orang orang berjenggot ini, siang hari tidur tidur di Mesjid, sementara masyarakat sekitarnya kerja.” (walau) padahal mereka yang mengatakan kerja itu kadang kadang istrahat juga, istrahatnya bukan tidur, tapi kumpul dikedai kopi. Kalau kerja malam maka mereka tidur juga. Sebetulnya kalau kita tahu kesibukan mereka tidak perlu dipermasalahkan.
Nah kalau kegiatan mereka itikaf di Mesjid 3 hari telah selesai, kemudian pindah mesjid lagi. Sebelum pindah ada adab adabnya seperti sebelum masuk mesjid juga ada adab adabnya. Membacakan adab perjalan dan berdoa. Tak lupa khidmad Mesjid setiap meninggalkan mesjid. Sambung lagi Mesjid yang lain selama 3 hari lagi, kalau mereka 40 hari maka diperkirakan 13 Mesjid telah dikunjungai, termasuk masyarakat sekitarnya. Hari yang ke 39 kembali kemarkas (Mesjid) untuk dibayan wabsi, atau nasehat utk pulang.
Jadi kegiatan selama itikaf di Mesjid, dakwah Ilallah, taklim wataklum zikir ibadah dan khidmad.
3 hari memberikan perobahan yang drastis. Kita tidak mengetahui bagaimana proses Allah terjadi kepada seorang preman yang berusaha bertobat dan mendekatkan diri kepada Allah swt, kemudian Allah swt menyambutnya dengan memberikan hidayah. Ada kekuatan untuk mengamalkan perintah-perintah Allah swt. (jangan kita ribut, atau menuduh yang bukan bukan, hidayah adalah proses Allah). Biji bayam fitrah atau kejayaan hidupnya dimana ? Allahswt telah meletakkan kejayaanya didalam tanah. Nah kalau biji bayam dibenam kedalam tanah atas proses Allah swt maka berkecambahlah dia, butuh berapa hari ? Telor itik menjadi seekor itik butuh proses Allah swt, berapa hari ? Sperma (maaf)yang antum tumpahkan dirahim istri butuh berapa hari atau bulan menjadi seorang manusia ? Kenapa biji bayam, sperma, telor itik ditarok diluar tidak mengalami perobahan ? Karena bukan tempatnya. Jadi untuk mengalami perobahan ada tempat yang cocok untuk masing masingnya. Manusia mengalami perobahan Allah letakkan dalam pengamalan agama tempatnya ditaman taman sorga atau Mesjid. Kalau dirumah ? Hanya ilmu yang bertambah, tetapi kekuatan beramal atau hidayah wallahu’alam. Kenapa? karena hidayah adalah hak prerogative Allah swt.
Ada orang karena merasa berilmu kemudian ngomong, “ Saya lebih ikhlas sholat dirumah saja, ketimbang di mesjid tetapi merasa terpaksa (mungkin maksudnya sholat subuh dan isya).Ini sama artinya dengan : “saya lebih ikhlas mencuri dari pada terpaksa bekerja” Atau ada yang lebih gila lagi “ Orangnya beriman tetapi tidak berilmu” tetapi yang ngomong ini tidak berani mengatakan “ Orangnya berilmu tetapi tidak beriman” Menurut dia mana ada orang berilmu yang tidak beriman. Padahal kalau kita perhatikan orang yang berilmu tak berimanlah yang paling banyak mengisi dunia ini.
Tadi ada yang mengatakan, waktu Nabi saw berdakwah bukan orang orang bodoh yang dikirm tetapi orang orang yang berilmu seperti Ali bin Abu Tholib dsbnya. Apakah Ali ra seorang diri saja yang dikirim ? tentu bukan, bukan. Ali ra adalah amir rombongannya. Karena untuk bepergian rasulullah menganjurkan minimal 2 orang agar terbentuk jemaah bila sholat di perjalanan. Diantara robongan Ali ra tsb tentu ada juga yang ilmunya masih kurang disbanding Ali ra. Begitu juga rombongan Jemaah Tabligh, ada amirnya, ada hafisnya ada alimnya dan ada juga yang masih bodoh. Dalam segi Ilmu ia lemah tetapi dalam segi menghidmat sdrnya ia ikhlas. Bukankah itu relatf ?
Dibeberapa Mesjid banyak Salafy menghidupkan itikaf sepuluh hari diakhir ramadhan. Itu sangat bagus. Satu hari membayar untuk buka dan sahur dll Rp 25.000 per hari / kepala. Kalau 10 hari Rp. 250.000. untuk satu mesjid saja. Ada yang campur, wanita dan laki laki ada laki laki saja dari remaja hingga tua. Banyak kegiatan agama dilakukan. Setelah selesai tentu perlu dievaluasi. Adakah jemaah mengalami peningkatan amal mereka setelah selesai, terutama amalan wajib, seperti sholat berjemaah ? Kalau ilmu jelas bertambah, karena mereka mendatangkan ustaz ustaz pintar. Tentu sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka itu di Mesjid yang 3 hari yang berstatus Tamu, 7 hari berikutnya status mereka jelas bukan tamu lagi.
Nah sekarang coba bandingkan dengan Jemaah Tabligh yang itikaf selama 3 hari, melakukan kegiatan Agama juga tetapi lebih komplek. Satu hari masing masing bayar Rp.10.000 untuk keperluan makan 3 kali dan snack serta susu. Tidak ada untuk pengeluaran lain. Setelah 3 hari terjadi perobahan yang signifikan, bayangkan dari preman menjadi akhli ibadah. Memang umat akhir zaman tidak diciptakan sebagai akhli ibadah saja tetapi sebagai akhli dakwah. Untuk menjadi akhli dakhwah harus akhli ibadah dulu atau sejalan kedua duanya. Seperti kata Nabi sampaikanlah walaupun satu ayat.
Akhli ibadah belum tentu akhli dakwah, dan akhli dakwah harus akhli ibadah. Kalau tidak ia akan jadi munafik. Ilmu disampaikan tetapi ilmu tidak diamalkan ! Ciri cirri munafik berkata bohong. Bohong bukan sekedar kata katanya saja bohong , kata katanya benar tetapi orang lain disuruhnya dia sendiri tidak melakukannya. Umumnya orang seperti ini yang banyak mengetahui Ilmu, berilmu. Tetapi tidak ada kekuatan mengamalkannya. Ciri ciri munafik yang lain, kalau berjanji sering tidak ditepati dan kalau dipercaya sering khianat.
Ada ustaz yang mengartikan kalau sudah sudah ada ciri ciri ketiganya baru dikatakan munafik tulen. Kalau Nabi saw memanggil orang munafik itu adalah orang yang tidak sholat subuh dan isya berjemaah. “ Kalaulah orang orang munafik tersebut mengetahui manfaat salat subuh dan isya berjemaah maka ia pasti mendatanginya sekalipun dengan merangkak”. Dan orang munafik tersebut kata Allah swt kekal didalam Neraka sesuai dengan surat at taubah ayat 68. Bahkan dikerak keraknya neraka. Munafik itu lahirnya Muslim hatinya kafir. Dan ajibnya lagi Sifat munafik tsb akan terbebas dari seseorang apa bila ia mampu sholat berjemaah 5 waktu selama 40 hari berturut turut tanpa tertinggal takbirratul ula. Bahkan dua kekbebasan, bebas sifat munafik dan bebas api neraka.
Kok bisa dengan solat berjemaah saja…? Itulah proses Allah swt.
Masuk sorga dengan bebas api neraka lain, nggak sama, walau sama sama masuk sorga. Masuk sorga bisa jadi masuk neraka dahulu, sementara bebas api neraka artinya langsung masuk sorga.
Makanya didalam 6 sifat para sahabat, setelah beriman, meyakini Allah dan RasulNya yang kedua Sholat khusuk wal khuduk, kemudian ilmu maha zikir, ikramul muslimin, ikhlas dan terakhir dakwah wat tabligh. Itu adalah kerangka dakwah para sahabat, dakwahnya orang orang salaf. (Jangan bangga kita dibilang orang salafy tetapi tidak salaf, maksudnya berilmu saja, tetapi sholat subuh dan isya dirumah). Kerja para sahabat diantaranya mengajarkan orang orang kafir cara sholat sebelum mereka masuk islam. Kemudian baru amalan amalan lain ditambahkan. Termasuk para sahabat itu berdakwah dan bertabligh. Orang orang sekarang menyebutnya jemaah tabligh. Tetapi orang jemaah tabligh belum tentu semua seperti sahabat. Kita “semua” (Salafy, JT dll) sedang meniru-niru seperti sahabat. Sedang berusaha ikut seperti sahabat (sahabat berdakwah kemana mana). Sehingga nantinya insya Allah seperti sahabat. Barang siapa meniru niru suatu kaum maka dia digolongkan kepada kaum tsb.
Mungkin itu yang bisa saya jelaskan tentang Jmaah Tabligh ini. Sebetulnya masih banyak lagi nusroh Allah yang terasa itupun sesuai dengan tingkat pengorbanan kita terhadap agama ini. Pengorbanan untuk Agama Islam berbeda dengan pengorbanan untuk orang orang islam. Lalu ada yang berkata : “Kenapa keluarga dikorbankan / ditinggalkan, kan masih bisa itikaf di mesjid sendiri, dakwah di lingkungan sendiri dan masih banyak yang belum mengamalkan agama”. Kalau cara berfikir antum tersebut diamalkan oleh para sahabat dizaman Rasulullah, maka agama islam tidak akan sampai kepada kita semua. Ketahuilah disaat Rasulullah wafat, di Medinah masih ada orang kafir bahkan seminggu kemudian muncul nabi palsu. Kenapa bukan Madinah dibereskan dahulu kenapa jemaah dikirim juga ke negeri Cina dan seantero dunia.? Itulah sunnahnya.
Yang benar datangnya dari Allah yang salah adalah kelemahan dan keboodohan saya. Kepada Allah.swt saya meminta ampun dan mohon maaf kepada sdr sdr. Terakhir ada nggak yang lebih baik dari kerja para sahabat, memperbaiki diri, beribadah, dan berdakwah.ke seantero daerah dan dunia.
Subhanakallahumma wa bihamdika Asyhadu Alla ilaaha illa Anta, astaghfiruka wa Atuuba Ilaika
Bismillahirrohmaniirrohim Saya ingin sekali lebih mendekatkan diri kepada Allah, di tengah kesibukan keduniaan dan fatamorgana dunia. Ketemulah saya dengan khuruj ini sebagai salah satu jalan di antara ribuan jalan lainnya.Dimulai perjalanan di Masjid kecil di Subang. Dipimpin oleh seorang Amir lulusan pesantren yang besar di Jawa timur, beliau sangat fasih dengan dalil” dan hadist”. Beranggotakan sembilan orang, bahkan ada dua orang dari anggota kami yang hafiz Al Qur'an (Subhanallah). Banyak pengetahuan agama yang dibabarkan oleh beliau (Amir), yang tidak semata diambil dari buku tapi dari berbagai pengalaman pahit getir kehidupan di dunia.Dimulai dengan kisah asalnya khuruj, kemudian diterangkan berbagai adab/aturan.Adab makan, adab berpakaian, adab bicara, adab di kamar kecil, adab taklim, adab jaulah, adab memasuki dan berada di Masjid, adab tidur di Masjid, adab musyawarah dll. Yang lebih penting tentang keutamaan sholat fardhu berjamaah tepat waktu dan sholat” sunnah lainnya. Kisah Nabi Muhammad dan para sababat beliau (RA). Disinilah kutemukan kedamaian, arti dari persaudaraan, persamaan, tiada murid dan guru di antara kami, saling membagi ilmu, saling keterikatan antara hati kami.
Bahkan seorang kyai yang di pesantrennya selalu dihormati oleh para santrinya dan dimuliakan oleh masyarakat, memasak makanan buat kami. Berlepotan bau asap dan bau bumbu dapur. Kemudian kami makan bersama” dalam satu piring atau wadah yang sama memakai tangan langsung. Diiringi dengan sunnah rosul, mencicipi garam terlebih dahulu, yang berfungsi menghindarkan/menghilangkan 70 penyakit di badan (Sungguh ironis dari kehidupan kita sehari”, yang selama ini makan dengan piring, sendok, garpu dan makanan yang mahal tentu saja yang sangat lezat, appertizer, dissert, tak peduli berapapun harganya, lezat, nikmat, kenyang, tak peduli di sekitar kita banyak yang kekurangan atau kelaparan). Bagi yang belum pernah merasakan pasti ada rasa jijik/geli. Tapi aku terharu akan rasa kebersamaan itu, padahal dalam keluarga kamipun sudah dibiasakan makan dengan piring, minum dengan gelas tersendiri. Tapi, ketika kami memakan dalam kebersamaan inilah, walau dengan lauk pauk yang sederhana, kami merasakan suatu keistimewaan, betapa lezatnya rasa masakan ini. Sedap, nikmat, dan khas, tak bisa ditandingi oleh koki terkenal sekalipun dari penjuru dunia. Silakan kalau Anda ingin membuktikan.
Hari pertama kami lalui, setiap taklim diiringi doa, banyak yang menangis. Materi-materi yang disampaikan memberikan dorongan/inspirasi yang cukup kuat bagi saya untuk lebih rajin beribadah, tepat waktu dan berjamaah. Yang kedua, saya juga mendapat dorongan dan motivasi yang kuat untuk berkarir. Tapi tidak lupa untuk menyisihkan di Jalan Allah (shodaqoh).Aku berpikir, bahwa kami bukan mengajak orang untuk berbuat kebaikan, tetapi sebenarnya diri kami sendirilah yang diajak, harus banyak merenung (eling), berpikir lebih dalam dan lebih jauh tentang diri kami sendiri. Betapa kami dulu”nya sangat meremehkan ibadah. Tidak tepat waktu, dengan berbagai alasan kesibukan dunia dll. Betapa kami sangat pelit untuk mengeluarkan uang di jalan Allah. Betapa kami hanya takut atau sungkan terhadap orang karena jabatan, kedudukan, dan keduniaannya. Di sini kami diingatkan bahwa kami semua sama di mata Allah swt. Yang membedakan hanya iman/ibadah atau ketakwaannya.
Hari pertama, Tidur hanya beralaskan sajadah…. dan matras tipis. Kami tinggalkan springbed/kasur kami yang empuk di rumah. Kami tinggalkan keluarga yang kami cintai. Kegelimangan harta dunia yang selama ini mengelabui kebersihan iman kami.
Ya Allah… aku sedang berada di jalan-Mu….Aku sedang berada di rumah-Mu…Dzikir, kalimat” taubat selalu berkumandang dari bibirDan hatiku….Aku pejamkan mataku dari yang bathil…Aku cuci otakku….Aku pendam nafsuku dari eforia dunia…
Sekali lagi aku berdiam dalam kekosongan….istiqomah..... Bersambung
http://www.youtube.com/watch?v=zSfXcW9NfKo
- digg
- del.icio.us
- StumbleUpon
Comments
Kiyudi (Konsultan : 08161830337) # 3. July 2008, 07:23
Berdasarkan tempat berdakwah terbagi menjadi dua, yaitu intiqoli dan maqomi. Intiqoli yaitu dakwah di tempat orang lain atau kampung lain dengan berpindah atau dengan melakukan perjalanan dengan masa tertentu. Orang di sekitar tempat yang di datangi di harapkan akan memberi bantuan untuk kerja dakwah sehingga terjalin kerjasama antara pendatang dengan orang tempatan, sebagaimana kerjasama yang terjalin antara Sahabat muhajirin dan anshor di Madinah pada jaman Rasulullah saw. Sedangkan maqomi adalah dakwah di tempatnya masing-masing. Setiap pekerja di anjurkan untuk meluangkan beberapa jam setiap harinya untuk bersilaturahmi dengan orang-orang di sekitar tempatnya masing-masing untuk mendakwahkan agama.
Dalam berdakwah juga di kenal istilah amalan secara infirodi dan Ijtima’i. Infirodi yaitu amalan secara individu sedangkan ijtima’i secara berkelompok(berjamaah). Begitu pula dalam berdakwah juga bisa di lakukan secara infirodi maupun ijtima’i.
Pekerja dakwah di anjurkan untuk mengikuti tertib-tertib dan arahan-arahan yang di sepakati guna menjalankan dakwah, misalnya ketika keluar di jalan Allah (khuruj fi sabilillah) hendaknya memperbanyak da’wah ilallah, ta’lim wa ta’lum, dzikir wal ibadah,dan khidmat. Mengurangi masa makan dan minum, tidur dan istirahat, bicara sia-sia, keluar dari lingkungan masjid. Menghadapi segala kesulitan dengan sabar. Jangan menyinggung masalah politik, khilafiyah (perbedaan pendapat di kalangan ulama), status sosial, dan derma sumbangan dalam berdakwah (ketika keluar). (Tidak boleh menyinggung masalah politik dan khilafiyah karena membicarakan hal tersebut ketika keluar di jalan Allah bisa menimbulkan perdebatan dan perpecahan di antara jamaah). Dan masih banyak arahan-arahan lainnya.
Kiyudi (Konsultan : 08161830337) # 3. July 2008, 07:29
Untuk kawasan tertentu ada masjid yang di jadikan markaz (bahasa arab untuk kata centre/pusat). Di situlah biasanya para pekerja dakwah melakukan ijtima’ (pertemuan).
Dalam ijtima’ tersebut juga di bentuk jama’ah-jamaah yang akan di kirim ke berbagai tempat untuk berdakwah. Pada malam ijtima’ di adakan bayan (majelis penerangan untuk menerangkan maksud serta tujuan dakwah dan tabligh). Petugas bayan (mubayin) memberikan nasihat serta dorongan kepada para jamaah agar memikul tanggung jawab agama dengan cara mengorbankan sebagian dari harta, diri dan waktu, untuk keluar di jalan Allah. Bayan di akhiri dengan tasykil yaitu tawaran serta bujukan kepada para jamaah untuk mengorbankan sebagian harta, diri dan waktu untuk keluar di jalan Allah dengan masa tertentu dalam rangka mendakwahkan agama. Kemudian orang yang berniat untuk ikut keluar (khuruj fi sabilillah) mendaftarkan diri untuk di data. Di sana juga biasanya di bacakan kitab Hayatus-Shohabah yang berisi perjuangan dan pengorbanan para sahabat untuk agama, sehingga para jamaah bisa meneladani para sahabat r.a. dalam mengamalkan dan memperjuangkan agama. Dengan begitu juga bisa dirasakan bahwa pengorbanan para jamaah belum ada apa-apanya di bandingkan pengorbanan para sahabat r.a dalam membela agama. Orang yang mendapat tugas membaca kitab Hayatus-Sohabah haruslah orang ‘Alim(berilmu).
Kelebihan mereka dalam berdakwah adalah kerelaan mereka mengorbankan keperluannya untuk kepentingan dakwah. Mereka rela mengorbankan sebagian harta, diri dan waktu mereka untuk mendakwahkan agama sampai melewati batas pulau dan batas negara. Dalam berdakwah mereka siap di caci dan di maki, hal itu tidak akan menghentikan mereka. Hubungan antara pekerja dakwah ini sangat erat, mereka memiliki kesatuan hati yang sangat kuat, di dalamnya ada kasih sayang, dan semangat mengutamakan orang lain (itsar). Keindahan hubungan mereka dapat di lihat dari ijtima’-ijtima’ yang di adakan. Kasih sayang ini bukan hanya untuk sesama pekerja dakwah saja. Dalam berdakwah jamaah senantiasa berusaha menjalin hubungan dengan baik kepada orang-orang yang di temui. Dalam berdakwah di anjurkan menghindari perdebatan serta berdakwah dengan penuh hikmah dan bijak. Para Da’i di anjurkan menghadirkan sifat okromul muslimin (memuliakan sesama muslim) terutama kepada Ulama yang di jumpai.
Tidak ada paksaan dalam menjalankan usaha dakwah ini. Walaupun para masyaikh dan Syuro senantiasa memberi arahan-arahan dan nasihat dalam mengamalkan dakwah, tapi dalam pelaksanaanya apakah akan di amalkan atau tidak kembali kepada setiap individu.
Kiyudi (Konsultan : 08161830337) # 3. July 2008, 07:33
Para masyaikh(ulama) juga senantiasa mengingatkan kepada orang-orang yang bekerja di bawah usaha dakwah tersebut bahwa tujuan utama dalam mengamalkan dakwah tersebut adalah untuk memperbaiki diri (ishlah), memperbaiki orang lain bukanlah tujun utama mereka dalam berdakwah.
Amalan dakwah yang telah di konsepkan sangat bagus dan mulia, tapi yang menjalankan dan mengamalkan juga manusia biasa yang datang dari berbagai latar belakang. Tidak mungkin bisa terhindar dari kesalahan. Jika di cari-cari kekurangan mereka, tentu akan banyak di temukan, hal ini wajar. Di antara mereka sudah ada yang bertugas untuk mengarahkan dan meluruskan.
Secara realita kondisi umat saat ini pada umumnya sudah jauh dari apa yang di wasiatkan Rasulullah saw. Banyak masjid di bangun namun semakin sedikit yang memakmurkannya. Masjid sudah semakin megah namun semakin sepi dari amalan. Pemuda-pemuda kita lebih bangga menirukan gaya selebriti daripada Nabi kita. Kita sebagai Umat Islam tidak sadar telah ikut terbawa budaya barat. Kini agama, satu-satunya yang menjadi sebab kebahagiaan, kemuliaan dan kejayaan dunia akhirat di anggap sesuatu yang tidak penting sehingga di abaikan begitu saja. Dengan memberi ummat kitab tebal kemudian kita cuma berharap agar umat mengamalkanya sementara mereka belum memahami kepentingan agama merupakan perkara yang hampir mustahil.
Opini masyarakat terbentuk dari apa yang mereka lihat, masyarakat sudah kesulitan melihat kehidupan islam yang sesungguhnya. Cara bagaimana bermu’amalah, mu’asyaroh, berakhlak yang dulu pernah di ajarkan Rasulullah saw kini telah hilang dari umat Islam. Jika dulu ada yang bertanya bagaimana akhlak Rasulullah saw maka bisa di jawab akhlak beliau adalah Al-quran. Namun saat ini kehidupan Islami seolah-olah hanya di dalam buku-buku saja......
Di jaman sekarang ini, budaya materialisme sudah sangat kental dalam kehidupan masyarakat, masih adanya sekelompok orang yang mau berkorban untuk mendakwahkan agama merupakan suatu rahmat dari Allah swt yang seharusnya kita tolong dan kita syukuri.
Thola’albadru‘alaina mintsaniyatilwada’ wajaba syukru ‘alaina maada’alillahida’. (Telah terbit purnama di atas kita muncul dari tsaniyatul wada’, wajib bersyukur atas kita selama masih ada Da’i yang mengajak kepada Allah)……
Billahitaufiq Wal HidayahWassalammu’alaikum wr wb