Friday, October 15, 2010

Tugas umat Akhir zaman

TUGAS UMAT AKHIR ZAMAN
Menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar adalah tugas dan tanggung jawab umat akhir zaman, yaitu umat setelah sepeninggal Nabi terakhir Muhammad Rasulullah saw. Sebab tidak ada lagi Nabi setelah Rasulullah saw., yang ada hanyalah kerja kenabian yang selalu ada pada umat akhir zaman, walaupun mereka hanya segolongan umat.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar [217]; merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs. Ali Imran 104)
[217]  Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Qs. Ali Imran 110)
Umat Nabi Muhammad saw adalah umat yang terbaik dari seluruh umat yang diciptakan-Nya, mereka mencintai Nabi saw dari ujung kuku sampai ujung rambutnya. Mengerjakan segala perintahnya tanpa berani melanggarnya dan mereka memasuki surga terlebih dahulu sebelum umat-umat sebelumnya.
Dikisahkan oleh Ulama bahwa nanti saat sepeninggal Nabi saw banyak umat yang meninggalkan sunnah. Rasulullah saw bersabda., “Barang siapa yang berpegang teguh dengan Sunnah-Ku dikala rusaknya Umat-Ku maka baginya pahala seratus orang mati syahid” (H.r. Baihaqi dari Ibnu Abbas r.a – At-Targhib Wat Yarhib 1/80). Kemudian para sahabat r.hum bertanya, ya Rasulullah, mengapa kami yang ikut berjuang dengan-Mu dan menyakini Mu dan mengerjakan sunnah-Mu hanya mendapatkan pahala 1 orang mati syahid?, Rasulullah saw menjawab bahwa mereka tidak pernah melihat diri-Ku seperti halnya dirimu melihat-Ku, namun mereka meyakini perkataan-Ku dan mengerjakan perintah-Ku, maka pahalanya 100 orang mati syahid.
Sa’at pertama kali Rasulullah saw berdakwah, banyak celaan dan ejekan dari kaum Quraisy bahkan peduduk seluruh arab tidak menyukai “ajaran baru” dari-Nya. “Ajaran baru tersebut begitu asing bagi mereka”,
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:“Rasulullah saw bersabda: “Islam itu pada mulanya asing dan nanti akan kembali menjadi asing. Maka beruntunglah yang asing.”
Dan dizaman modern inipun Jihad Fisabilillah yang merupakan cara dakwah Nabi saw dan para Sahabat r.hum disebut oleh hampir seluruh penduduk bumi adalah suatu pekerjaan yang asing. Bahkan dianggap asing oleh santri-santri di pondok pesantren modern, di anggap asing oleh mahasiswa perguruan-perguruan tinggi Islam, dianggap asing oleh para utama.
Mengapa?, (baca:  Sejarah Perkembangan Islam), sejak pasukan Mongol membabi buta merusak peradapan kaum muslimin, tata-cara sunnah yang telah dikerjakan selama delapan abad lamanya tidak diperbolehkan (shalat, jihad), bahkan ayat suci Al-Qur’an pun tak luput dari pemusnahan begitu pula dengan hadis-hadist Nabi saw.
Ya, satu abad lamanya umat islam dalam kegelapan. Ini Sunnatullah (ketentuan Allah swt), sa’at mereka bergembira dengan kejayaan, hampir sebahagian mereka menjadi syirik (menduakan tuhan) dengan ilmu pengetahuan, kehebatan bangunan-bangunan mewah mereka banggakan, saling menghujat antara golongan satu dengan golongan lain. Maka tidak ada pertolongan bagi mereka.
“Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‘Apabila ummatku sudah mengagungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam.
Dan apabila mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu.
Dan apabila ummatku saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah ta’ala.‘ ”
(H.r. Hakim, Tirmidzi, dalam kitab Durul Mantsur).
Setelah Timur Leng (keturunan Jengis Khan) memeluk Islam, barulah kitab-kitab dikumpulkan kembali dari para Hafids Qur’an dan para Muhadist (alim).  Begitu pula dengan Jihad Fisabiliilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw (baca Dakwah Cara Nabi saw”) mulai bergerak kembali untuk menegakkan amar makruf nahi munkar. Jika di lihat dalam sejarah bangsa mongol tersebut diatas, sangat terasa janggal (aneh). Dahulu kakek-kakek mereka menghancurkan Islam, namun kini keturunan-keturunanya memeluk Islam. Ini juga disebut Sunnatullah, sebagaimana kutipan ada ayat Al-Qur’an :
Jika Allah menghendaki, niscaya dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian. (Qs. An Nisaa 133)
Apakah benar Jihad adalah tugas umat Muhammad ? bukan tugasnya para ulama?
Dari Fadhalah bin ‘Ubaid Al-Anshari r.a., ia berkata “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Aku jamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam, dan berhijrah akan mendapatkan satu rumah di pinggir surga dan satu rumah lagi di tengah surga. Dan Aku jamin orang yang beriman, masuk islam, dan berjihad di jalan Allah akan mendapatkan satu rumah di pinggir surga, satu rumah di tengah surga dan satu rumah lagi di tempat tertinggi dalam surga. Barang siapa melakukannya, berarti ia telah menempuh seluruh jalan kearah kebaikan, dan telah menempuh seluruh jalan untuk menghindari neraka. Terserah di manapun ia mati.” (H.r. Ibnu Hibban)
Siapakah yang menjadi sasaran kerja para jihad fisabilillah ini?,
Sasaran utama adalah untuk dirinya sendiri.
Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Qs. Al-Ankabuut : 6)
Sasaran selanjutnya adalah orang-orang yang meruntuhkan / menghancurkan agama :
Hancurnya Islam ini bukan dikarenakan orang-orang kafir, tapi dari orang Islam itu sendiri. “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi). Inilah tugas kita member peringatan dan ajakan pada orang yang akan menghancurkan agama Islam.
Sedangkan bagi orang yang shalat saja masih mendatangkan malapetaka di muka bumi Allah ini :
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,  (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (Qs. Al Maa’uun:  4-5)
”… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” [Qs. An Nisaa’:103]
”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’” [Qs. Al Baqarah: 43]
maksud dari orang-orang yang ruku' disini adalah ruku bersama-sama dalam shalat berjamaah di Masjid
Kemudian sasaran selanjutnya adalah :
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Adz-Dzaariyaat: 55)
Baru kemudian berjihad pada orang-orang kafir :
Dan Andaikata kami menghendaki benar-benarlah kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul).  Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar. (Qs. Al-Furgaan:51-52)
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong. (Qs. Al-Hajj: 78)
[993]  Maksudnya: dalam kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w.


1 comment:

  1. Memang benar bahwa datangnya Islam itu pada mulanya asing, seperti apa yang pernah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

    “Sesungguhnya Islam itu pada mulanya datang dengan asing (tidak umum), dan akan kembali dengan asing lagi seperti pada mulanya datang. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing“. Beliau ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing itu ?”. Beliau bersabda, “Mereka yang memperbaiki dikala rusaknya manusia”. Dan di lain riwayat beliau ditanya (tentang orang-orang yang asing), beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang menghidup-hidupkan apa-apa yang telah dimatikan manusia daripada sunnahku”.
    [HR. Muslim, Ibnu Majah dan Thabrani]

    “Bada-al Islaamu ghariiban wa saya’uudu kamaa bada-a ghariiban” (Datangnya Islam itu asing dan akan kembali asing seperti datangnya.) Sebagai akibatnya orang yang mengamalkan ajaran Islam akan terasing di tengah-tengah masyarakatnya sendiri. Mereka merasa terasing, terpinggirkan dan terkucilkan.

    Akan tetapi Rasulullah SAW menggembirakan orang-orang yang terasing: “Fatuubaa lighuraba” (Berbahagialah orang-orang yang terasing.) Siapakah orang-orang yang terasing itu? Menurut sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mereka itu adalah orang-orang yang berbuat kebaikan di tengah kerusakan manusia.

    ReplyDelete