Monday, September 27, 2010

FA'LAM ANNAHU.

Berdzikir sejak dulu dikenal sebagai wahana mendekatkan diri kepada Allah.

Kini dokter spesialis syaraf dari rumah sakit Satyanegara, Sunter, dr. Arman Yurisaldi Saleh, mengungkapkan, dzikir mampu menyehatkan syaraf.

Hal itu terbukti setelah ia melakukan penelitian terhadap pasien-pasien yang ia tangani. Ternyata pasien yang suka berdzikir mengalami perbaikan lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak suka berzikir.

Misalnya, beberapa pasien yang mengalami gangguan syaraf, seperti penderita alzheimer dan stroke, akan membaik kondisinya setelah membiasakan dzikir dengan mengucapkan kalimat tauhid "Laa iIlaaha illallah" dan kalimat istigfar "Astaghfirullah".

Menurutnya, setelah ditinjau dari sudut ilmu kedokteran kontemporer, pengucapan "Laa iIlaaha illallah" dan "Astaghfirullah" dapat menghilangkan nyeri dan bisa menumbuhkan ketenangan serta kestabilan saraf bagi penderita.

Sebab, dalam kedua bacaan dzikir tersebut terdapat huruf JAHR yang dapat mengeluarkan CO2 dari otak. Arman menemukan dalam kalimat "Laa Ilaaha Illallah" terdapat huruf Jahr yang diulang tujuh kali, yaitu huruf "Lam", dan "Astaghfirullah" terdapat huruf "Ghayn", "Ra", dan dua buah "Lam" sehingga ada empat huruf Jahr yang harus dilafalkan keras sehingga kalimat dzikir tersebut akan mengeluarkan karbondioksida lebih banyak saat udara diembuskan keluar mulut. Dan CO2 yang dikeluarkan oleh tubuh tidak mempengaruhi perubahan diameter pembuluh darah dalam otak. Sebab, bila proses pengeluaran CO2 kacau, maka CO2 yang ke luar juga kacau sehingga menyebabkan pembuluh darah di otak akan melebar berlebihan ketika kadar CO2 di dalam otak menurun.

Sehingga, ungkap Arman, dilihat dari tinjauan ilmu syaraf, terdapat hubungan yang erat antara pelafalan huruf (Makharij Al-huruf) pada bacaan dzikir dengan aliran darah pernapasan keluar yang mengandung zat CO2 (karbondiokida) dan proses yang rumit di dalam otak pada kondisi fisik atau psikis seseorang ...

Wallahu 'alam bishawab...

No comments:

Post a Comment