Monday, September 27, 2010

10 Sahabat yang dijamin masuk Surga..

Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra :
Khalifah Pertama, Teman Setia Yang Banyak Berkorban  
Abu Bakar mencatat banyak keberhasilan. Di jazirah Arab, ia telah berhasil menyatukan kembali umat Islam yang pecah setelah Rasul wafat. Di masanya pula, Islam mulai menyebar ke luar jazirah Arab. Meskipun demikian, ia tetap dikenal sebagai seorang yang sederhana. Ia hidup sebagaimana rakyat. Tetap pergi sendiri ke pasar untuk berbelanja, serta tetap menjadi imam solat di masjid Nabawi.

Selama dua tahun tiga bulan memimpin umat, ia hanya mengeluarkan 8.000 dirham uang negara untuk kepentingan keluarganya. Jumlah yang sangat sedikit untuk ukuran waktu itu. Ia juga memerintahkan pengumpulan catatan ayat-ayat Quran dari para sekretaris Rasul. Catatan-catatan itu dikumpulkan di rumah Hafshah, putri Umar. Abu Bakar meninggal dalam usia yang hampir sama dengan Rasul, 63 tahun.

Khalifah Umar al-Khattab ra :  
Khalifah Kedua, Pintar Membedakan Antara Haq dan Batil
Khalifah Umar bin Al-Khattab ra merupakan khalifah Islam yang kedua selepas Khalifah Abu Bakar ra. Perlantikannya merupakan wasiat daripada Khalifah Abu Bakar.
Selepas memerintah negara Islam selama 10 tahun 6 bulan dan 4 hari, beliau pun wafat pada malam Rabu di akhir bulan Zulhijjah tahun 23 Hijrah, sewaktu berumur 63 tahun. Beliau mati kerana ditikam oleh Abu Lu’luah, bangsa Parsi yang beragama Majusi. Beliau dimakamkan berseblahan dengan makam Rasulullah dan Abu Bakar di Madinah.
Khalifah Umar adalah merupakan Khalifah yang banyak melakukan pembaharuan kepada negara Islam. Pentadbiran khalifah selepasnya pula diberikan kepada Saidina Uthman bin Affan ra.

Khalifah Utsman bin Affan ra :
Khalifah Ketiga, Malaikat Berasa Malu Kepadanya
Khalifah Utsman merupakan khalifah Islam yang ketiga selepas Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar al-Khattab. Beliau dilantik menjadi khalifah melalui persetujuan musyawarah.
Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran.
Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.

Khalifah Ali bin Abu Thalib ra :
Khalifah Keempat, Singa Allah Yang Dimuliakan Wajahnya Oleh Allah
Ketika Khalifah Utsman bin Affan ra wafat, warga Madinah dan tiga pasukan dari Mesir, Basrah dan Kufah bersepakat memilih Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah baru. Menurut riwayat, Ali sempat menolak penunjukan itu. Namun semua mendesak beliau untuk memimpin umat. Pembaiatan Ali pun berlangsung di Masjid Nabawi.
Di Kaufah, Ali tengah berangkat ke masjid ketika diserang dengan pedang. Dua hari kemudian ia wafat. Peristiwa itu terjadi pada Ramadhan 40 Hijriah atau 661 Masehi. Maka berakhirlah model kepemimpinan Islam untuk negara yang dicontohkan Rasulullah. Muawiyah lalu menggunakan model "kerajaan" pemerintahan negara Islam. Ibukota pun dipindah dari Madinah ke Damaskus.

Thalhah bin Ubaidillah ra :
Syahid Yang Hidup
Thalhah wafat pada usia 60 tahun dan dikubur di suatu tempat dekat padang rumput di Basrah.
Rasulullah pernah berkata kepada para sahabat radhiallahu 'anhum, "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan di atas bumi, maka lihatlah Thalhah.
Hal itu juga difirmankan Allah SWT dalam firmanNya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang -orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah janjinya." (Al-Ahzaab: 23)

Zubayr ibn al-Awwam ra :
Perajurit Allah Pengiring Rasulullah
Antara Thalhah dan Zubayr adalah dua serangkai. Bila yang seorang disebut maka yang kedua pun disebut. Mereka sama-sama beriman pada tahun yang sama dan wafat dalam tahun yang sama pula. Kedua-duanya tergolong dalam sepuluh orang yang "mubasyarin bil jannah".

Abdurrahman bin 'Auf ra :
Saudagar Yang Berniaga Dengan Allah
Abdurrahman bin 'Auf ra termasuk dalam kelompok delapan orang yang mula-mula memeluk Islam; termasuk dalam kelompok sepuluh yang diberi khabar gembira oleh Rasulullah SAW masuk syurga; termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah (sebagai formatur) dalam pemilihan khalifah sesudah 'Umar bin Khattab al-Faruq; dan seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selagi beliau masih hidup di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin.
Sewaktu beliau wafat, Ali bin abu thalib ra memberikan ucapan terakhir antara lain 'Ali berkata: “Anda telah mendapatkan kasih sayang Allah, dan Anda telah berhasil menundukkan kepalsuan dunia.”

Sa'ad bin Abi Waqqash ra :
Pelempar Panah Pertama Pada Jalan Allah
Sa'ad bin Abi Waqqash sebagai salah seorang dari enam sahabat Nabi SAW yang terpercaya untuk memilih khalifah pengganti.
Saidina Utsman bin Affan ra, khalifah ketiga dalam Islam, mengangkat Sa'ad bin Abi Waqqash kembali menjadi Gubenur di Kufah.
Sa'ad bin Abi Waqqash mengundurkan diri ke Akik pada masa kekhalifahan Ali bin Abu Thalib ra, serta menghabiskan masa pensiunnya dengan tenang dan damai hingga ajalnya pada tahun 500 H (670 M) pada usia 70 tahun, dan beliau dikebumikan di Madinah.

Abu Ubaidah bin Jarrah ra :
Orang Kepercayaan Ummat
Beliau termasuk orang yang pertama masuk Islam. Kualitasnya dapat kita ketahui melalui sabda Nabi SAW: "Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah."
Menjelang kematian Abu Ubaidah ra, beliau memesankan kepada tenteranya, "Saya pesankan kepada kalian sebuah pesan. Jika kalian terima, kalian akan baik, 'Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, puasalah di bulan Ramadhan, berdermalah, tunaikanlah ibadah haji dan umrah, saling nasihat menasihatilah kalian, sampaikanlah nasihat kepada pimpinan kalian, jangan suka menipunya, janganlah kalian terpesona dengan keduniaan, karena betapa pun seorang melakukan seribu upaya, beliau pasti akan menemukan kematiannya seperti saya ini. Sungguh Allah telah menetapkan kematian untuk setiap pribadi manusia, oleh sebab itu semua mereka pasti akan mati. Orang yang paling beruntung adalah orang yang paling taat kepada Allah dan paling banyak bekalnya untuk akhirat. Assalamu’alaikum warahmatullah."

Kemudian beliau melihat kepada Muaz bin Jabal ra dan mengatakan, "Ya Muaz! Imamilah shalat mereka." Setelah itu, Abu Ubaidah ra pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sepeninggalan Abu Ubaidah ra, Saidina Muaz bin Jabal ra berpidato di hadapan kaum Muslimin yang berbunyi, "Hai sekalian kaum Muslimin! Kalian sudah dikejutkan dengan berita kematian seorang pahlawan, yang demi Allah saya tidak menemukan ada orang yang lebih baik hatinya, lebih jauh pandangannya, lebih suka terhadap hari kemudian dan sangat senang memberi nasihat kepada semua orang dari beliau. Oleh sebab itu kasihanilah beliau, semoga kamu akan dikasihani Allah."


Said Bin Zaid ra :
Kekasih Kepada Yang Maha Pengasih
Said bin Zaid bin Amru bin Nufail Al Adawi atau sering juga disebut sebagai Abul A'waar RA lahir di Mekah 22 tahun sebelum Hijrah.
Beliau termasuk sepuluh orang yang diberi kabar gembira akan masuk surga oleh Nabi SAW.

Ayah Said bernama Zaid bin Amru bin Nufail. Beliau tidak suka dan tidak pernah mau mengijuti ajaran jahiliyah. Beliau, yang diberi gelar Hanif, adalah penyelamat juga bayi perempuan. Bila ada anak yang hendak dibunuh masa itu, Zaid akan mengambilnya sebagai anak angkat. Beliau juga tak pernah menyekutukan Allah, juga tak pernah menggunakan apa pun sebagai perantaranya dengan Allah. Beliau pernah mempelajari agama Yahudi dan Nasrani, tapi masih juga tak puas, sampai akhirnya beliau bertemu dengan seorang rahib yang memberi tahu bahwa Allah akan mengirimkan seorang Nabi dari kalangan bangsa Arab. Oleh karena itu beliau memutuskan untuk kembali ke Mekah. Di tengah jalan beliau terbunuh oleh kawanan perompak sehingga tak sempat kembali ke Mekah. Tapi doanya agar Allah tidak menghalangi anaknya masuk Islam sebagaimana beliau terhalang, makbul.
Said bin Zaid RA meninggal di Madinah pada umur 73 tahun, 51 tahun sesudah Hijrah. Saad ibn Abi Waqqas dan Abdullah ibn Umar RA yang menolong masukkan jenazahnya ke dalam liang lahat.

Diceritakan oleh Said bin Zaid RA: AbdurRahman bin al-Akhnas berkata bahwa ketika beliau berada di dalam mesjid, seseorang menyebut-nyebut Ali RA. Maka Said bin Zaid bangkit dan berkata,,,,, "Saya berkata Demi Allah sepuluh orang akan masuk surga, Rasulullah SAW akan masuk surga, Abu Bakar akan masuk surga, Umar akan masuk surga, Usman akan masuk surga, Ali akan masuk surga, Talhah akan masuk surga, Zubair bin Al Awwam akan masuk surga, Saad bin Malik akan masuk surga, dan Abdurrahman bin Auf akan masuk surga. Jika ingin saya bisa menyebutkan yang kesepuluh. Orang-orang bertanya, siapa dia? siapa dia? Dia terdiam, sehingga mereka bertanya lagi, siapa dia? Beliau berkata, dia adalah Said bin Zaid" (Sunan Abu Daud, 35 no 4632)

Allahu a'lam bissawab..

No comments:

Post a Comment