Wednesday, September 29, 2010

Bagaimana aku harus memberi tahu kamu

Alkisah ada seorang nabi yang bersahabat dengan malaikat maut. Pada suatu hari Nabi Allah ini berkata kepada malaikat maut, “Wahai malaikat maut, bila tiba waktunya engkau mencabut nyawa-ku, maukah engkau memberitahu aku jauh-jauh hari sebelumnya ?”.“Karena engkau nabi Allah, aku akan turuti permintaanmu itu!” jawab malaikat maut singkat. Singkat cerita, setelah beberapa lama kemudian datanglah ma-laikat maut menjumpai sang nabi yang saat itu sedang lesehan mele-paskan lelah, “Wahai nabi Allah, sekaranglah saatnya aku ditugaskan Allah untuk menjemputmu!”“Hai malaikat maut, lupakah engkau akan kesepakatan kita? Lupakah engkau akan janjimu ? Bukankah engkau telah berjanji akan memberitahu aku terlebih dahulu sebelum saat ini tiba, mengapa engkau ingkar janji?” kata Nabi dengan penuh keheranan “Sebenar-nya aku tidak pernah ingkar janji, aku juga tidak lupa akan kesepa-katan kita, hanya engkau saja yang tidak menyadari.”“Maksudmu engkau telah memberitahu aku sebelumnya ?”“Benar wahai Nabi Allah, bahkan aku berkali-kali memberitahu dan memperingatkanmu.”“Kapan itu kau lakukan ?” kata Nabi penuh keheranan “Wahai Nabi Allah, bukankah sebulan yang lalu kau ikut me-mikul jenazah si fulan ? tidak sadarkah engkau bahwa saat itu akulah yang menjeputnya? bukankah seminggu yang lalu kau ikut memandikan mayat si fulan ? tidak tahukah engkau bahwa saat itu akulah yang mengunjungi ? bukankah kemarin engkau ikut menshalatkan jenazah si anu ? lupakah engkau bahwa saat itu akulah yang bertamu ? bu-kankah tadi pagi engkau ikut mengu-burkan si fulan bin fulan ? masih belum tahu dan belum sadarkah engkau bahwa saat itu akulah yang men-jemputnya? Kalau semua itu belum cukup lalu dengan cara bagai-mana lagi aku harus memberitahumu ?” jawab malaikat tidak kalah herannya.

No comments:

Post a Comment